Yogie terbangun. Cahaya matahari menyilau, membuatnya mengerjapkan mata. Sekali-dua kali-tiga kali. Dan apa yang ia lihat di hadapannya tak bisa ia percaya. Ia coba mencubit pipinya. Sekali-dua kali-tiga kali. Hingga pipinya memerah. Dan yang ia lihat di hadapannya belum juga hilang.
Ini bukan kamarnya! Kamarnya hanyalah sebuah ruangan kecil dengan satu tempat tidur dan sedikit barang-barang : lemari penuh baju-baju dan celana keren, meja belajar yang di atasnya ensiklopedia, kamus, komputer, kamera dan mini DVD. Di kamarnya juga ada meja dengan laci penuh mainan. Ketapel, teropong, tambang, kaca pembesar, gas tidur, kotak P3K, kotak bahan-bahan kimia dan sebuah buku catatan. Yogie memang gemar film, game berikut pernak-pernik yang berbau RPG atau petualangan.
Dan yang ia lihat sekarang adalah sebuah ruangan tua yang penuh debu. Seperti bangunan tua di zaman perang. Dinding-dindingnya terlihat begitu lapuk, penuh retakan dan berlumut. Tidak ada benda apapun di ruangan itu selain sebuah meja yang juga terlihat sangat rapuh dan kuno.
Dan yang ia lihat sekarang adalah sebuah ruangan tua yang penuh debu. Seperti bangunan tua di zaman perang. Dinding-dindingnya terlihat begitu lapuk, penuh retakan dan berlumut. Tidak ada benda apapun di ruangan itu selain sebuah meja yang juga terlihat sangat rapuh dan kuno.
“Krriiiietttt…”
Terdengar bunyi berderit – Seperti pintu yang berkarat, yang dibuka setelah ratusan tahun – menggema di seluruh ruangan. Bulu kuduk Yogie berdiri. Di tempat yang sungguh asing ini, siapa yang mungkin tidak asing baginya? Secara spontan ia pun bersembunyi di belakang meja.
“Tap… tap…”
Terdengar suara langkah, mendekat. Sebentar hening, tak ada tanda-tanda apapun yang terdengar. Namun akhirnya langkah-langkah itu terdengar menjauh. Menyisakan kelegaan di dada Yogie, yang tadi sempat sesak karena debaran tak karuan.
Ya ampun! Di mana ia sekarang? Yogie bertanya dalam hatinya, bingung. Sambil memejamkan mata, ia mencoba mengingat, bagaimana ia bisa berada di sini. Dan detik selanjutnya, ia terkejut. Ia tak ingat apapun selain namanya dan kamarnya! Aduhh… ini apa-apaan?
Segera, ia berdiri. Dengan sedikit harapan, berjalan mondar-mandir mencoba mengingat segalanya. Segalanya! Keluarganya, rumahnya, dan... Jantung Yogie berdebar keras. Ia ingat dua hal lagi selain namanya dan kamarnya: Ciara! Gadis centil dan angkuh yang ia sukai! Dan ia juga ingat Hanna, sahabatnya!
Well, kau memang tak bisa melupakan seseorang yang kau suka. Kau mungkin akan mengingatnya sepanjang waktu. Dari bangun pagi, hingga malam hari, dalam mimpi, hingga pagi lagi. Sayangnya, hal itu tak dibutuhkan Yogie sekarang. Ia ingin mengingat hal-hal lain yang lebih berguna. Bagaimana bisa ia tba-tiba berada di sini? Dan… dimana ini…?
“GRUMMPI…. GRUMPIII…!!!”
Tiba-tiba seekor hewan melompat-lompat, masuk dari liang pintu yang sedikit terbuka. Yogie yakin, hewan yang kini melompat-lompat kegirangan di hadapannya bukan kelinci atau kangguru. Ini adalah hewan yang belum pernah ia lihat sebelumnya!
Hewan yang cantik. Ukurannya tak lebih besar dari seekor kelinci. Bulunya sebiru langit sore, kelihatan sangat lembut – seperti bulu rubah salju, atau bulu-bulu sintesis yang dikenakan wanita-wanita kaya eropa di leher mereka – dan terang tertimpa cahaya. Sesuatu yang menurut Yogie adalah sepasang telinga, bergelung dan melengkung indah ke atas kepalanya. Benda berkilauan seperti berlian menghiasi dahi dan ekornya. Hewan ini agaknya tidak memiliki kaki, karena ia melompat-lompat dan bergerak ke sana-kemari dengan ekor spiralnya. Dan sebelum Yogie membelainya, ia baru sadar hewan ini juga memiliki sepasang sayap kecil.
“GRUMMPI…. GRUMPIII…!!!”
Hewan itu bersuara sambil memejamkan mata. Kelihatannya ia senang saat Yogie membelai kepalanya. Aneh sekali hewan ini, pikir Yogie takjub. Seumur hidupnya, baru pertama kali ia melihat makhluk seperti ini. Tentunya ini makhluk langka bukan?
“Siapa Kamu, barraa!!”
Tiba-tiba sebuah suara menyusul langkah-langkah kaki mendekat. Pintu terkuak dengan derit yang memilukan. Seorang gadis muncul, menatap Yogie penuh curiga. Ia mengenakan pakaian yang sungguh aneh – Seperti pakaian para dewi di buku-buku cerita tentang mitologi yunani – berwarna hijau keemasan. Rambutnya dihiasi batu zamrud yang dililit tanaman sulur. Tangannya menggenggam panah hijau tua, dan di belakangnya melompat-lompat seekor hewan yang mirip dengan makhluk biru yang baru saja ditemukan Yogie. Namun, yang berada bersama gadis itu berwarna coklat muda. Seperti warna hamster.
“Aku… aku… Yogie.”
Yogie mengamati gadis yang berdiri tak jauh darinya. Seketika, terkejutlah ia. Gadis itu mirip sekali dengan Hanna!
“Ha… Hanna…??” Yogie mencoba memanggil.
Gadis itu melepas sebuah anak panah, ke arah lengan Yogie. Untung saja, makhluk biru yang duduk bersamanya menubruk tubuhnya ke lantai, membuat anak panah yang tertuju padanya meleset menghantam dinding.
“Heii…! Aku bukan orang jahaat!!” Teriak Yogie dengan nafas tersengal. Nyaris saja lengannya terluka. Gadis di hadapannya tenyata bukan Hanna. Hanya mirip.
“Sepertinya begitu, barra. Mustahil seekor Grumpie mendekati orang yang jahat, barra,” Ujarnya.
“Grumpie…?” Yogie kebingungan. “Maksudmu makhluk ini?” Yogie menunjuk makhluk biru yang kini duduk di pangkuannya.
Gadis itu diam saja. Ia mengamati Yogie dengan seksama. Sejenak disimpannya panah di tangannya ke dalam sebuah keranjang yang penuh dengan buah stroberi. Dan ia menghampiri Yogie.
“Kau pasti bukan penghuni Shiny Land, barra! Hanya orang asing yang tidak tahu Grumpie, barra! Darimana kau datang, barra?”
Yogie menunduk, “Aku tidak ingat apapun…”
Gadis itu semakin mendekat. Ia mengulurkan telunjuknya, menyentuh kepala Yogie. “Kau tidak bohong, barra!” Ujarnya. “Ayo, ikut aku, barra!”
“Kemana?”
“Yang pasti kita tak bisa di sini, barra! Aku takut akan datang….”
“DHHUUAARRR!!!!”
Tiba-tiba sebuah ledakan menghancurkan dinding di belakang gadis itu, membuatnya terpental ke arah Yogie. Ledakan demi ledakan akhirnya datang, menghancurkan satu demi satu dinding yang ada.
“Ada apa ini…?” Pekik Yogie, Panik.
(Bersambung)
oooh yang part 1-nya di repost dari blog pribadi kamu ya Aul
wooo, seru nih ceritanya..ihiiihii..