Oleh : Alivia Awin
Menurut legenda Jepang kuno, jika seseorang dapat melipat seribu bangau
kertas, maka mimpinya dapat terwujud. Aku tak punya banyak keinginan.
Setidaknya belum. Aku bukan seorang pemimpi. Tidak sebelum aku mengenalmu.
Mengenal lelaki sepertimu membuatku sadar bahwa mimpi membuat hidupku lebih
"hidup". Maka aku pun bermimpi membuatkan seribu bangau kertas
untukmu. Agar mimpi-mimpimu dapat terwujud.
Dan disinilah aku, menatap senja yang berselimut laut dengan malu-malu.
Melipat kertas-kertas koran bekas yang telah kugunting segi empat menjadi
bangau-bangau kertas nan cantik. Ah, mungkin kau akan marah bila koran-koran
kesayanganmu ini kulipat-lipat tak menentu. Tapi, aku punya maksud tersendiri.
Dua puluh bangau kertas....
Aku ingat kau pernah bermimpi ingin berkunjung ke Trafalgar Square, salah satu setting dari novel kegemaranmu. Kau ingin menjajaki negeri-negeri yang menjadi latar kisah seorang anak dari tepian danau Maninjau itu. Maka untuk dua puluh bangau kertas pertama ini aku berharap bisa menemanimu ke sana
Empat puluh bangau kertas...
Habibie adalah idola terbesarmu. Kau sangat mengaguminya. Bahkan kau ingin melanjutkan studimu di ITB, Fakultas Teknik Mesin Dirgantara mengikuti jejaknya. Untuk empat puluh bangau kertas, aku berharap dapat kuliah di UNPAD agar bisa tetap dekat denganmu.
Enam puluh bangau kertas...
"Habibie, tunggu aku di Jerman!" Demikian teriakmu pada sebuah senja yang malu-malu, beberapa waktu lalu. Ah, keinginanmu untuk bekerja di perusahaan Boeing memang menggebu-gebu. Aku takkan menahanmu. Enam puluh bangau kertas, kabulkanlah mimpi itu.
Delapan puluh bangau kertas...
"Aku pengen backpacking!" seruku di suatu senja yang lain. Buku Naked Traveller tulisan Trinity tergeletak begitu saja disebelahku. Kau tersenyum. "Nanti, kita ke Perancis atau Itali," bisikmu. Perancis, negara yang penuh romansa-romansa indah. Delapan puluh bangau kertas, jadikan Perancis tujuan wisata kami.
Seratus bangau kertas...
Aku bukanlah pemimpi. Karena mimpiku hanya satu. Maukah kau melipat bangau bersamaku?
-End-
Untuk ARP,
Alivia Awin