Oleh : FX Dimas Prasetyo
Sejak dulu harum bunga melati memang selalu menyejukkan. Entah kenapa dari dulu aku begitu menyukai bunga putih ini. Namun semua itu berubah sejak seminggu yang lalu. Bunga ini tak lagi membuatku merasa sejuk, melainkan gundah yang kini ia ditimbulkan.
Seminggu yang lalu sahabat terbaikku bernama Melati meninggal dunia akibat kecelakaan motor. Ia mengalami kecelakaan bersama kekasihnya. Nahas Melati tak mampu terselamatkan dalam kecelakaan itu, yang tertolong hanya kekasihnya, Demas.
Seminggu yang lalu sahabat terbaikku bernama Melati meninggal dunia akibat kecelakaan motor. Ia mengalami kecelakaan bersama kekasihnya. Nahas Melati tak mampu terselamatkan dalam kecelakaan itu, yang tertolong hanya kekasihnya, Demas.
Aku masih merasa sangat terpukul karena kematian Melati, sahabat terbaikku. Rasa kehilangan masih tersisa di dalam lubuk hati. Kejadian kecelakaan itu membuat aku dan Melati berpisah. Dipisahkan oleh dunia yang tak lagi sama. Padahal biasanya aku dan Melati adalah dua orang yang tak bisa dipisahkan.
Aku dan Melati sudah berteman dari kami masih duduk di taman kanak-kanak. Hampir semua kegiatan kita lakukan bersama. Aku dan dirinya selalu sekolah dan kuliah di tempat yang sama. Tak ada kata bosan saat bersamanya. Mungkin inilah yang membuat aku begitu kehilangan sosok Melati. Mungkin kesukaanku bunga melati dan memiliki teman bernama Melati bukan suatu ketidaksengajaan. Mungkin ini yang disebut takdir.
Aku dan Melati sudah berteman dari kami masih duduk di taman kanak-kanak. Hampir semua kegiatan kita lakukan bersama. Aku dan dirinya selalu sekolah dan kuliah di tempat yang sama. Tak ada kata bosan saat bersamanya. Mungkin inilah yang membuat aku begitu kehilangan sosok Melati. Mungkin kesukaanku bunga melati dan memiliki teman bernama Melati bukan suatu ketidaksengajaan. Mungkin ini yang disebut takdir.
Setelah seminggu merasa kehilangan Melati, tiba-tiba aku didera kejadian aneh. Akhir-akhir ini kamarku suka menyerbak bau melati. Aku merasa heran dengan hadirnya bau melati. Padahal jarak antara taman yang berisi tanaman bunga melati ke kamarku terlampau jarak. Jadi mana mungkin harum bunga melati bisa sampai ke area kamarku.
Tiba-tiba aku teringat perkataan nenek waktu aku masih kecil, “kalau tiba-tiba tercium bau bunga di sekitar kita, kabarnya bau itu berasal dari arwah orang yang sudah meninggal yang kita kenal, yang mungkin saja dulunya menyukai harum bunga tertentu.” Sebuah rasa terbesit di pikiranku, “apa ini Melati?”
Tiba-tiba aku teringat perkataan nenek waktu aku masih kecil, “kalau tiba-tiba tercium bau bunga di sekitar kita, kabarnya bau itu berasal dari arwah orang yang sudah meninggal yang kita kenal, yang mungkin saja dulunya menyukai harum bunga tertentu.” Sebuah rasa terbesit di pikiranku, “apa ini Melati?”
Kadang aku juga melihat bertangkai-tangkai bunga melati tersebar di kamarku. Aku sungguh heran dengan keanehan ini. Aku sempat bertanya kepada seisi rumah tentang kejadian ini. Apa ada yang menaruh bunga-bunga melati ini di area kamarku? Lalu hasilnya nihil. Tak ada seorang pun di rumah ini yang menaruh bunga-bunga melati ini di kamarku.
Kejadian seperti ini tak hanya terjadi di area kamarku. Kejadian yang sama terjadi saat di sekolah. Saat di kelas kadang aku mencium aroma bunga melati. Padahal saat aku bertanya kepada temanku, tak ada satu pun yang mencium aroma bunga melati. Ini sungguh aneh. Aroma itu seakan mengikutiku. Sama halnya dengan bertangkai-tangkai bunga melati di kamarku. Kini bertangkai-tangkai bunga melati ini pun menghiasi meja dan bangku tempat biasa aku duduk di kelas.
Aku semakin penasaran tentang hal yang belakangan ini terjadi. Aku sempat berpikir kalau Melati memang hadir disisiku dengan aroma bunga seperti namanya. Aku pun ingin menceritakan hal ini kepada Demas, pacar Melati. Aku langsung bergegas melangkah kaki mengarah ke arah ruang kelas cowok yang identik dengan warna abu-abu itu. Demas baru kemarin kembali ke lingkungan sekolah, setelah sembuh dari luka-luka sehabis kecelakaannya bersama Melati.
“Hai Dem, gue mau cerita sesuatu nih sama lo,” ucapku perlahan-lahan kepadanya.
“Mau cerita apa Ruth?” jawabnya
“Entah kenapa belakangan ini gue selalu mencium aroma bau bunga melati di kelas, padahal teman-teman gue di kelas enggak ada yang nyium aroma yang sama kayak gue.”
“Kok sama ya, gue juga akhir-akhir ini juga selalu ngerasa mencium aroma bau bunga melati. Gue sempat ngira kalau Melati ada di sekitar gue,” ujar Demas dengan sangat antusias, seolah kejadian yang kita alami persis.
“Gue juga berpikiran sama kayak lo dem. Oh iya terus di kamar dan di kursi tempat gue duduk di kelas itu ada bertangkai-tangkai bunga melati. Orang-orang yang gue tanyain soalnya bunga melati itu, enggak ada satupun yang tau. Gue jadi penasaran siapa menaruh semua bunga itu,”
“Kalau yang itu gue tau siapa orangnya.”
“Siapa emangnya?”
“Sebenarnya yang menaruh bertangkai-tangkai bunga melati di kamar lo dan kursi tempat lo duduk itu gue,” jelas Demas yang menjawab beberapa kejadian yang aku alami akhir-akhir ini.
“Jadi itu ulah lo semua? Tapi kenapa lo menaruh itu semua?”
“Gue hanya menuruti permintaan Melati untuk memberikan lo bertangkai-tangkai bunga melati. Setelah kejadian kecelakaan itu dan setelah gue mengetahui kalau Melati udah enggak ada, Melati selalu hadir di mimpi gue. Dia hadir dengan penampilan yang cantik seperti biasanya, yang membuatnya berbeda adalah ia tampak lebih bersinar dari sebelumnya. Dirinya datang bukan hanya dengan guratan senyum di bibirnya, melainkan beberapa tangkai bunga melati yang ia genggam. Ia menggenggamnya dan membisikkan kalimat di telingaku. Ia menyuruhku untuk memberikan beberapa tangkai bunga melati kepadamu, Ruth. Melati ingin aku menjagamu, ia ingin agar kau tak merasa sendiri, ia juga ingin kau selalu mengingatnya dengan aroma-aroma bunga melati yang selalu tercium olehmu,” ucap Demas yang membuat mataku terbelalak.
Semenjak itu Demas tak lagi memberikanku bunga melati secara sembunyi-sembunyi. Semenjak itu juga aku dan Demas paham, bila ada aroma melati, tetapi tak ada bunga melati di sekitar kita. Berarti Melati sedang ada berada di sekitar kami. Melati akan selalu ada di sekeliling kami, meski raganya tak ada melainkan aroma yang ia tunjukkan.
-END-
Kok gue ga ngeh ya tokoh utamanya itu cewek?
berarti penulisnya handal bang nuel
Bisa bikin pembaca mikir
^^